Sabtu, 28 Juni 2008

Mengapa Tak Bereaksi......????

Hari Sabtu tepatnya tanggal 28 Juni 2008....Rapat pertemuan yang mengawali mendungnya nasib JARDIKNAS !!! Jam 1 siang bertempat diruang K-1 dan K-2 AKATEL SHANDY PUTRA PURWOKERTO, pertemuan yang dimoderatori oleh pak Irwan Susanto yang akan membahas keberlangsungan Program JARDIKNAS..

Bapak Agus Sartono yang men-subtitusikan Bapak Gatot sebagai Kepala BPKLN dan bergelar dr.Managemant...tidak bisa berbuat banyak untuk JARDIKNAS yang selama 4 bulan terakhir ini belum menerima BeaSiswa yang dikarenakan permintaan data pada tiap-tiap provider belum lengkap!! Dan kabar terakhir yang saya terima dari pak Adnan selaku dosen AKATEL yang ikut rapat dijakarta beberapa waktu lalu untuk membahas masalah mengenai D3 TKJ, berikut beberapa hasil rapat kemaren :

  1. Beasiswa memiliki status tersedia, namun dalam hal pencairanya sedang dikaji (berapa yang akan dicairkan) dan tiap provider dimintai data untuk dikaji.
  2. Mahasiswa berhak menerima beasiswa jika mencapai IP min 2.5 atau lebih, jika tidak maka akan dipotong.
  3. Karena konsep Vocational yang diterapkan pada awal program yang menjadi ketetapan lulus atau tidaknya mahasiswa dari perkuliahanya di AKATEL,dan untuk itu sertifikasi sangat diutamakan. Begitu juga dengan nilai IP yaitu lebih dari 2.00 dan tanpa nilai E.
Sedikit tercengang dengan agenda yang ada, pasti iya!!!tapi itulah kenyataanya....GuBrAK..

AKATEL sebagai Provider JARDIKNAS mencoba mensiasati agar program JARDIKNAS tetap berlanjut..dan melalui 2 pilihan sulit yang dikarenakan program JARDIKNAS ini sangat bergantung pada subsidi pemerintah, yaitu :
  1. Perkulihaan akan off untuk semntara waktu max 1 bulan
  2. Perkuliahan akan berlanjut namun dengan biaya mandiri sebesar biaya operasional yang dikeluarkan oleh pemerintah sebesar Rp.225.000 per bulan, namun karena ICT telah bersedia tidak diberi subsidi seperti pada tiap bulanya maka biaya perkuliahan mandiri menjadi sebesar Rp.175.000 per bulan
Dengan harapan BPKLN mencairkan dana segera!!!
Diharapkan semua mahasiswa mampu menyuarakan pendapatnya pada pertemuan yang akan di adakan di ICT masing-masing, dan jajak pendapat tersebut nantinya akan disampaikian oleh ICT(meliputi : daftar nama mahasiswa biaya mandiri) ke provider (yang bertindak disini yaitu pak Alvin Hilmaturrohman)

Viuhhhhhhhh.....rada gondok juga dengan situasi seperti ini, bener-bener Dilema tersendiri buat aku dan teman-teman JARDIKNAS yang lain!!! seolah-olah...(kaya pak jajang sering bilang) hidup enggan...mati pun tak mau!! Ada baiknya klo kita semua melihat kebawah guna bersyukur atas nikmatNYA sehinnga kita masih berkesempatan kuliah dengan biaya "semurah" itu??

Kini ada 2 pertanyaan yang ada di benak aku sebagai mhs.JARDIKNAS :
  1. Apakah program ini telah mencapai titik puncak tujuan dalam membenahi kualitas pendidikan di indonesia??
  2. Mengapa kita hanya bereaksi terhadap aksi dari kepemimpinan baru??? Kenapa kita tidak berAksi supaya ada reaksi dari kepemimpinan yang baru itu dengan tujuan mampu meng kondusifkan keadaan dan nasib program JARDKNAS ini??
Kawan ku se JARDIKNAS.....keep in spirit and don't give up